Rabu, 21 Desember 2011

Pemanasan global bukan fenomena

Pemanasan Global Bukan Fenomena Alam Semata
Bangkapos.com - Senin, 28 November 2011 10:52 WIB
Ramli_Tanam_Pohon.jpg
bangkapos.com/riyadi
Sekda Bangka Barat menanam pohon secara simbolis pada acara Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2011, di kompleks kantor Bupati Bangka Barat Senin, (28/11/2011).

Laporan Wartawan Bangka, Pos Riyadi

BANGKA -- Pemanasan global bukan merupakan fenomena alam semata, namun juga dampak dari aktivitas manusia yang tidak terkendali dan emisi rumah gas kaca di atmosfer, sehingga mengakibatkan suhu bumi meningkat.

"Dampak dari pemanasan global ini, suatu kenyataan yang telah dirasakan bersama," kata Sekda Bangka Barat Ramli Ngad Jum pada acara Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2011, di kompleks kantor Bupati Bangka Barat, Senin (28/11/2011).

Pada kegiatan ini, Kapolres Bangka Barat AKBP Solihin dan para kepala dinas di lingkungan Pemkab Bangka Barat ikut menanam pohon.

tentang UN

JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menarik proses pencetakkan soal Ujian Nasional (UN) untuk memaksimalkan pengawasan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, proses penggandaan UN tahun lalu dipegang oleh provinsi. Dengan sentralisasi percetakan ini, maka pengawasan akan dapat dimaksimalkan sehingga kualitas dari pencetakkan itu juga dapat terjamin. Area percetakan yang semakin mengecil dan bukan di 33 provinsi seperti pelaksanaan UN tahun lalu juga akan menghemat anggaran.

Nantinya, jelas Nuh, sistem distribusi mengadopsi sistem zona. Yakni percetakan tidak hanya di Jakarta namun terbagi di beberapa wilayah.

"Proses pencetakkan juga akan terpengaruh dengan zona waktu di Indonesia yang terbagi atas waktu Indonesia bagian barat, timur dan tengah agar distribusinya tidak terlambat. Percetakan yang menangani soal UN juga tidak akan lebih dari tiga hingga lima perusahaan agar pengawasan lebih mantap," katanya di gedung Kemendikbud, Rabu (30/11/2011).

Untuk menjamin kerahasiaan soal UN, maka akan ada security printing. Sistem ini akan menempatkan kode rahasia di tiap soal. Kode tersebut akan menandakan di mana soal itu dibuat. Pencantuman kode akan memudahkan pelacakan sumber kebocoran. Selain itu akan ada lima paket soal dalam satu ruangan yang berisi 20 siswa.(Neneng Zubaidah/Koran SI/rfa)